KISAH PERJUANGAN TANPA HENTI
Tulisan
ini di siapkan untuk mengikuti Program Pahlawan Indonesia Dari MNCTV AWARD 2014
Oleh
: NAZARUDDIN S.PdI
Saya,
Nazaruddin, lahir pada tanggal 1 Desember 1985, putra ke 6 dari Bapak Masdar
yang pernah menjabat Kepala Desa di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Berandan Barat
selama lebih kurang 17 tahun. Sekarang beliau telah berhenti menjadi kepala
desa sejak 29 tahun yang lalu, tepat nya sekitar tahun 1982. Beliaulah yang
telah berkorban demi menyekolahkan saya, mulai dari SD hingga saya mendapat
gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera
Utara,dengan hanya bekerja sebagai petani.Sedangkan ibu saya telah meninggal
dunia sejak 9 tahun yang lalu karena sakit.
Sebelum saya di wisuda, pada awal
tahun 2009, saya telah memulai pengabdian saya sebagai guru honor pada sebuah
Madrasah Tsanawiah, lengkapnya Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah Desa Lubuk Kasih
Kec.Berandan Barat yang berjarak lebih kurang 15 km dari rumah orang tua saya di Jln.Paluh Tabuhan
Dusun 1 Janggus Desa Lubuk Kertang Kec.Berandan Barat. Saya mengajar sebagai
guru Mulok Pengembangan Diri.Dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak,
yaitu 75 orang dibagi menjadi 3 kelas.Dengan honor pada waktu itu hanya
Rp.250.000 perbulan. Walaupun begitu, saya tetap semangat demi mencerdaskan
anak bangsa dan demi kemajuan pendidikan.
Setiap
pukul 6.30 pagi, saya mulai menyalakan sahabat setia saya, yaitu sepeda motor
saya, si Yamaha Vega Merah keluaran tahun 2004, yang dihadiahkan ayah saya setelah
saya memulai memasuki semester 8, untuk menemani saya pergi ketempat saya
mengajar. Bukan hanya tempat saya mengajar, bahkan kemana saja saya pergi
melakukan aktivitas sehari-hari. Tepat Pukul 07.00 pagi saya sudah sampai
tujuan, bertemu dengan murid-murid saya yang ceria dan rekan-rekan kerja saya yang
ramah tamah dan bersahabat.Merekalah yang sama-sama berjuang demi memajukan
anak bangsa terutama dibidang pendidikan.Seolah tak mengenal lelah, kami
mendidik murid-murid dengan penuh rasa yakin, yakin bahwa mereka lah yang
nantinya kelak akan menjadi generasi penerus kami yang membawa perubahan bagi
Indonesia tercinta untuk menjadi lebih baik lagi.
Selama
lebih kurang 2 bulan mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah,saya mencoba
memberanikan diri melamar sebagai tenaga Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Al-Habieb namanya.Sekolah yang sama-sama dibawah naungan Kementerian Agama
Republik Indonesia ini berdiri pada tahun ajaran 2007/2008, dan pada saat itu
hanya baru terdapat 2 kelas saja. Yaitu kelas VII-VIII dengan jumlah murid 45
orang. Saya diterima sebagai guru bidang studi B.Arab, sesuai dengan jurusan
yang saya jalani pada waktu saya kuliah.
Madrasah
Tsanawiyah Swasta Al-Habieb ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
bangunan sekolah hasil swadaya
masyarakat desa. Pada awalnya bangunan itu digunakan untuk Madrasah Diniyah
Awaliyah kemudian pada tahun ajaran 2006/2007 berdirilah RA Ar-ridha, tepat nya pada saat itu Mts Al-
Habieb tidak mempunyai bangunan sekolah sendiri, tepatnya murid-murid Al-Habieb
menumpang tempat belajar dengan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) untuk waktu
yang tidak dapat ditentukan lamanya.Dengan keadaan bangunan yang sudah terlihat
berlubang dinding-dinding papannya karena telah berdiri sejak tahun 1975.Walaupun
telah beberapa kali diadakan perehapan dan itu pun dengan hasil swadaya
masyarakat pula, Madrasah Tsanawiyah Al-Habieb berjalan lancar selama 2 tahun
terakhir hingga tahun ajaran 2008-2009.
Selama
6 bulan saya mengajar di Mts Al-habieb, Mts Al-habieb ini belum juga memiliki izin operasional.Orang
tua murid mulai gusar mengetahui hal itu, gusar akan nasib pendidikan anaknya
kelak, karena jika sekolah belum mempunyai izin operasional, maka sekolah
tersebut tidak diperkenankan mengikutsertakan siswa nya untuk Ujian Akhir Nasional, Satu persatu orang tua
murid mulai memindahkan anaknya kesekolah lain, walau tidak sampai semua murid
mengambil keputusan untuk pindah sekolah, tapi Mts Al-habieb mengalami
penurunan jumlah murid yang sangat drastis, dari 40 orang menjadi hanya tinggal
30 orang saja.
Dengan
berat hati, pada tanggal 29 April 2009 Kepala Sekolah Mts Al-Habieb, Bapak M.Darwis
Siagian S.Pd Selaku Pendiri Awal mengamanahkan jabatannya dikarenakan beliau
mempunyai kesibukan yang sangat penting baginya,bagai disambar petir disiang
hari rasanya hati saya, karena beliau menyerahkan jabatannya kepada saya.
Beliau
menganggap bahwa saya adalah orang yang tepat untuk meneruskan Perkembangan Mts
Al-Habieb untuk kedepannya, karena saya telah terpilih menjadi Ketua Dewan
Pimpinan Kecamatan dalam suatu organisasi yaitu Badan Komunikasi Pemuda Remaja
Mesjid Indonesia (BKPRMI). Hal inilah yang beliau anggap suatu modal diri untuk
saya dalam menjalankan amanah selaku kepala Mts Al-Habieb.
Kini
tanggung jawab yang amat besar ada dipundak saya. Sederetan tugas menanti
didepan mata.Tetapi saya tetap tabah,besar hati, dan saya menganggap bahwa
ketika seorang telah memberikan
kepercayaan maka menurut saya itu adalah suatu amanah dan harus dilaksanakan
dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab akan tetapi saya optimis
pasti bisa menjalankan amanah itu untuk menjadi seorang kepala sekolah dan saya
bertekad tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu, pada hal pada saat itu saya
belum menyandang gelar sarjana.
Gunjingan
ditengah masyarakat semakin marak tentang keadaan Mts Al-Habieb.Maka dari itu,
saya inisiatif untuk mengganti nama sekolah tersebut menjadi Madrasah
Tsanawiyah Swasta Madinatul Ilmi sesuai saran,kritik dan arahan dari
temen-teman.Bergantinya Kepala Sekolahnya, berganti pula ketua lembaganya.Itulah
yang terjadi pada Mts Al-Habieb,dan yang menjabat sebagai Ketua Lembaga
Pendidikan Islam Madinatul Ilmi adalah ayahanda saya.Beliau pun menerbitkan
Surat Keputusan bahwa saya telah diputuskan menjadi Kepala Sekolah Madrasah
Tsanawiyah Swasta Madinatul Ilmi sejak anggal
29 April 2009.
Bermulai
dari surat Keputusan tersebut, saya terus menyiapkan berkas-berkas lain yang
harus disiapkan untuk memohon diterbitkannya Surat Izin Operasional Madrasah
yang telah saya pimpin.
Dengan
keterbatasan dana dan ketiadaan komputer pada waktu itu, saya dan istri yang
saya nikahi pada tanggal 20 Mei 2009, 1 minggu sebelum saya di wisuda, harus
rela berkorban waktu dan tenaga untuk menyelesaikan semua berkas-berkas yang
harus diselesaikan. Berkali-kali kami harus ke rental komputer dan pergi
kerumah guru saya sewaktu menimba ilmu di Pondok Pesantren tepat nya di
PPM.Al-Yusriyah yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, beliaulah yang telah lebih dahulu menjalani apa yang
saya jalani, dan saya ingin meminta Pendapat,kritik dan saran dan terlebih
bimbingan serta dorongan agar bisa mengelola lembaga pendidikan ini dengan
penug semangat.Lebih kurang 12 km jarak yang kami tempuh untuk sampai
kerumahnya. Bermodalkan dengan kepercayaan yaitu meminjam uang dari teman saya
untuk menyelesaikan berkas, pada akhirnya pun berkas itu selesai.
Tanpa
menunggu lama, berselang hanya beberapa hari, beliau pun mengantarkan
permohonan tersebut ke Departemen Agama Wilayah Sumatera Utara, dan pada tanggal
18 Agustus 2009 Surat izin Operasional Madrasah pun akhirnya terbit.Bagai
mendapat bulan jatuh rasa bahagianya hati ini, karena tugas awal terberat sudah
saya lalui.Saya pun langsung memberitahukan kepada orang tua murid dan
masyarakat, bahwa Izin Operasional Madrasah Tsanawiyah Swsta Madinatul Ilmi
telah terbit, dan mereka semua tidak perlu gelisah lagi tentang kelanjutan
pendidikan anak-anak mereka.
Bagi masyarakat jangan lagi menyimpan ragu
untuk menyekolahkan putra putri mereka
di Mts Madinatul Ilmi, karena Mts Madinatul Ilmi telah menjadi sekolah yang sah
dan diakui oleh Pemerintah dan memiliki guru-guru berpendidikan tinggi juga
berkualitas dalam mendidik anak-anak mereka.
Pada
tahun ajaran berikutnya, kami hanya menerima 8 murid saja di kelas VII,
dikarenakan pada penerimaan murid baru, izin Operasional Madinatul Ilmi belum
terbit, baru terbit satu bulan setelahnya, jadi masyarakat belum banyak yang
mengetahui tentang status Izin Operasional Mts Madinatul Ilmi,Tapi saya tidak
menyerah dan putus asa saya pun mengadakan sosialisasi ke sekolah Sekolah Dasar
seperti Sekolah Dasar Negeri, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Diniyah Awaliyah
dan perkumpulan ibu-ibu didesa saya, agar putra putri mereka tidak lagi harus
menempuh jarak berkilo-kilo meter demi melanjutkan kesekolah lanjutan, cukup di
Madrasah yang dekat saja yaitu di Mts Madinatul ilmi.
Dengan
murid yang saat itu hanya 38 orang, saya pun mempunyai tugas baru yaitu
menyiapkan berkas untuk memohon dana bantuan pemerintah yang disebut Dana BOS
(Bantuan Operasional Sekolah), untuk kelangsungan kegiatan belajar mengajar di
Madinatul Ilmi. Membayar honor dan membeli kebutuhan sekolah seperti kapur
tulis, penghapus dan lain-lainnya. dibantu oleh istri saya, kami mulai
menyiapkan data-data Madinatul Ilmi, mengonsepnya dan mengetiknya dirental
komputer.
Dengan
keadaannya yang sedang Hamil 2 bulan, ia tidak mengenal lelah dalam membantu
saya berjam-jam berada dirental komputer, pulang malam hari bahkan ia harus
ikut ke Kantor Kementerian Agama karena ialah yang saya libatkan menjadi
bendahara Madrasah dalam mengelola dana BOS karena ia lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan jurusan Akutansi Keuangan.Walaupun begitu, semua harus kami jalani,
dengan keadaan istri saya yang sangat rentan, saya tetap menjaga kondisinya dengan
memberikan vitamin dan selalu rutin mengantarnya ke dokter untuk memeriksa
kehamilan anak pertama kami.
Waktu
terus berjalan, kegiatan belajar mengajar di Madinatul ilmi pun terus
berlangsung dengan baik,dibantu dengan 11 orang guru dan beberapa orang staf, adapun
Konsep yang saya bangun dan terus saya sosialisasikan kepada Masyarakat adalah
bahwa lembaga pendidikan ini milik kita bersama dan kita harus bekerja
keras,berusaha semaksimal mungkin dan jangan lupa kita berdoa seraya
menyerahkan hasil keputusan nya kepada Allah swt ,ujar saya kepada seluruh dewan
guru,staf dan masyarakat pada waktu itu.Saya yakin Mts Madinatul Ilmi akan
menjadi sekolah yang maju dan berkualitas di tahun-tahun berikutnya jika kita
tetap solit,kompak dan saling mendukung,dan semoga kiranya cita-cita besar kita
dapat terwujud.
Dengan kesibukan saya yang telah menjadi guru
sekaligus Kepala Sekolah di Madrasah Madinatul Ilmi, saya memutuskan untuk
mengundurkan diri dari MTs.Al-Wasliyah Lubuk Kasih. Saya dipandang hebat oleh
Kepala Sekolah MTs.Al-Wasliyah, karena dengan umur yang terbilang sangat muda
saya sudah mempunyai jabatan yang sama
seperti beliau.
Tetapi
bagi saya, Jabatan hanya sementara yang penting bagaimana kita bisa berbuat
untuk masyarakat .Saya merasakan hal ini seperti sebuah tantangan yang harus
saya atasi beserta seluruh dewan guru .Berselang waktu 1 bulan Madinatul Ilmi
mendapat kabar gembira, Madinatul Ilmi mendapat Dana BOS dari pemerintah. dana
tersebut pun saya ambil bersama bendahara Mts Madinatul Ilmi ke Bank SUMUT
cabang Pangkalan Berandan yang terjarak 25 km dari rumah saya. Betapa
gembiranya dewan guru Madinatul Ilmi menerima honorer pertama yang diberikan
pemerintah. Walaupun pada saat itu mereka hanya terhitung Rp.10.000 perjam mata
pelajaran. Sungguh itu jumlah yang sangat kecil,bahkan sangat jauh dari harapan
karena Dana BOS yang kami terima sesuai dengan jumlah murid yang kami miliki.Tetapi
saya salut dengan seluruh guru Mts Madinatul Ilmi, mereka masih tetap bertahan
walaupun dengan gaji yang sangat jauh dari harapan.
Bulan
demi bulan berlalu, hingga sampai pada hari yang sangat saya nantikan, yaitu
hari kelahiran anak pertama saya. Tanggal 13 April 2010 pada hari selasa pukul 03.30. dini hari, anak
saya lahir. Saya telah menjadi seorang ayah, dan saya di karuniai putri yang
sangat cantik dan sehat. Dengan berat badan 3.2 kg dan panjang 48 cm,betapa
bahagianya hati saya menerima rezeki yang tak terhingga dari Allah. Ia Kami
beri nama Nazkia Fazarina Hafidz, karena saya ingin ia menjadi Hafidzah Al-Qur’an
kelak.ya Allah terima kasih atas amanahmu semoga kami bisa mendidik dan membina
nya kelak sehingga membanggakan kedua orang tuanya dan nusa dan bangsa.
Belum
sirna kebahagiaan saya, saya dihadapkan lagi dengan masalah baru. Saya
mendapatkan surat dari Departemen Agama untuk menghadiri rapat Kepala Sekolah
di Kabupaten. Kepala Seksi Mapenda
mengatakan pada rapatnya, bahwa bagi sekolah-sekolah yang masih
menumpang di suatu lembaga pendidikan lain, harus segera mendirikan bangunan
sendiri.
Jika
dalam kurun waktu yang ditentukan sekolah tersebut belum segera memiliki
bangunan sendiri, maka izin Operasional Sekolah tersebut akan dicabut dan tidak
berhak lagi melakukan kegiatan belajar mengajar lagi.
Sepulang
dari rapat saya merasa hampir putus asa, bingung dan disertai rasa khawatir.
Bingung dimana mendapatkan lahan untuk membangun, bingung dari mana mendapatkan
uang untuk mendirikan bangunan sekolah, dan bagaimana jika saya tidak dapat
melakukannya, Madinatul Ilmi akan ditutup.Apabila itu sampai terjadi pupuslah
harapan masyarakat terhadap MTs Madinatul Ilmi ini.Lalu saya menceritakan rasa
khawatir saya kepada orang terdekat saya, dan ia menyarankan untuk
memusyawarahkannya dengan ayah saya selaku Ketua Lembaga Pendidikan Madinatul
Ilmi.
Seperti
melihat secerah cahaya di gua yang gelap, ayah berkata “ya sudah…., jangan
bingung sekolah ayah yang lama kan masih ada, walaupun bangunannya sudah rusak,
tapi kalian telah mempunyai lahan untuk membangunnya kembali”.
Alhamdulillah….ucap saya dengan penuh rasa syukur dan terharu.
Memang,
sewaktu ayah menjabat Kepala Desa, beliau sempat mendirikan sebuah sekolah yang
berjarak 2 km dari Mts Madinatul Ilmi.Sekolah itu bernama SMP Permata Indah,
beliaulah yang menjadi pendiri dan ketua lembaganya pula,dan yang menjadi
Kepala Sekolahnya adalah Bapak Alm.Sahlan, sahabat karib beliau.Kemudian di
lanjutkan oleh Bapak Saudi, yang merupakan teman ayah juga. Selama 3 tahun
Permata Indah berjalan dan sempat meluluskan 1 angkatan muridnya, tetapi di
sebabkan keminiman murid pada tahun-tahun selanjutnya, sekolah itu pun tutup
pada tahun 1987.Karena pada saat itu belum banyak penduduk yang bertempat
tinggal disekitar Permata Indah berdiri.
Saya
dan ayah saya pun bertugas untuk melihat kondisi sekolah itu, hanya dengan
waktu beberapa menit kami telah sampai ditujuan diantar oleh Yamaha Vega,
memang sungguh sangat memprihatinkan, dari jauh hanya terlihat rumput-rumput
semak belukar yang menghalangi pandangan.Lalu kami mulai mendekatinya dan
terlihatlah tembok-tembok bangunan yang telah retak disana sini, dengan
lantainya yang pecah-pecah, kamar mandi yang telah hancur bahkan telah
ditumbuhi pohon akasia setinggi lebih kurang 3 meter. Karena telah lebih 20
tahun tidak ada yang mengurusnya. Ayah mengatakan, bahwa meja, kursi, kayu-kayu
kusen dan seng yang dahulu ada, telah lapuk dimakan usia sebagian di serahkan
kepada masyarakat yang membutuhkan.
Saya mulai berfikir, kail dan mata
pancing telah dihibah kan ayah, yaitu tanah seluas 2.400 m2 dan
bangunan sekolah yang lama, sekarang bagaimana caranya saya harus berjuang demi
kelangsungan Mts Madinatul Ilmi.
Bertanya kepada orang yang berpengalaman
di bidang bangunan, tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk merehap bangunan
itu menjadi layak huni kembali.Saya mulai memutar otak, berfikir, dari mana
saya mendapatkan dana tersebut. Bertanya-tanya pada rekan, teman, saudara, dan
senior-senior saya dan tetap terus berkoordinasi Kepada Ketua Komite Mts Bapak
Dedek Suganda yang tinggal 1 Dusun Dengan MTs Madinatul Ilmi.Seraya terus berdo’a
kepada yang Maha Kuasa dan Mencari informasi melalui seluruh media, hingga
akhirnya ada salah seorang teman Senioran yang menyarankan untuk membuat sebuah
proposal dan ditunjukan kepada Bapak Gubernur Sumatera Utara,kemudian saya
konsep dan saya siapkan proposal tersebut setelah selesai langsung saya pergi
ke kantor desa Lubuk Kertang untuk Menemuai Bapak Kepala Desa yaitu Bapak
A.Ahadi Yusuf untuk meminta tanda tangan dan persetujuan beliau,setelah
menerima masukan,saran dari beliau akhirnya proposal tersebut di tanda tangani
bahkan beliau berpesan “Selagi itu untuk kebaikan kami dari aparat pemerintah
senantiasa mendukung penuh sesuai kemampuan kami”kalau boleh saya sampaikan
melalui tulisan ini sampai saat ini bapak Kepala desa tetap terus menyampaikan
kepada warga tentang penting nya Pendidikan bagi generasi muda dan agar
anak-anak mereka dapat kiranya di sekolahkan ke MTs Madinatul Ilmi ini,bahkan
beliau terus memotivasi kami untuk terus berjuang tanpa pamrih terima Kasih
pak….Semoga Amal Ibadah Bapak dan kebaikan bapak selama ini mendapat balasan
dan keberkahan dari Allah SWT.Setelah proposal selesai saya pun menghantarnya
ke Kantor Gubernur Sumatera Utara yang ada di Medan 3 jam perjalanan saya
tempuh menggunakan angkutan kota.
Tidak hanya lantas berakhir sampai
disini, saya masih harus sering kembali kesana untuk mengetahui kabar tentang
proposal saya yang telah mereka diterima. Dengan kembali melengkapi
berkas-berkas yang menjadi persyaratan, akhirnya bantuan dari Gubernur Sumatera
Utara pun saya terima, sebesar Rp. 100.000.000,-.
Sedikit demi sedikit bangunan Madinatul
Ilmi mulai diadakan perehapan, dana yang digunakan untuk membeli batu, semen,
kayu, seng dan lain-lain. Gedung Madinatul Ilmi mulai diperbaiki
tembok-temboknya yang telah retak, memasang kayu untuk pemasangan seng,
perluasan ruang guru yang dari 3 M x 7 M menjadi 5 M x 7 M, hingga pemasangan
seng. Gedung Mts Madinatul ilmi yang baru kini mempunyai ukuran 8 M x 7 M untuk
masing-masing ruang kelas dan ruang guru yang berukuran 5 x 7 M. dan bisa
dikatakan gedung Mts Madinatul Ilmi hanya baru selesai 50% dan dana bantuan itu
pun telah habis terpakai. Seiring waktu berjalan, pada saat yang bersamaan
Madinatul Ilmi telah meluluskan 2 angkatan dari murid-muridnya, dan sekarang
murid Mts Madinatul Ilmi telah meningkat menjadi 60 orang karena telah meningkatnya pula
kepercayaan masyarakat sekitar pada Mts Madinatul Ilmi.
Kurun waktu yang diberikan Departemen
Agama semakin berkurang, sementara gedung Madinatul Ilmi belum rampung dibangun
karena kehabisan dana. Akhirnya satu-satunya harapan saya adalah tanah sawah
warisan ibu saya yang diberikan beliau sebelum beliau meninggal, tanpa fikir
panjang, saya pun menggadaikannya sebesar Rp. 50.000.000,- dan tidak lagi saya garap, demi menyelesaikan bangunan
MTs yang baru selesai 50 %.
Perehapan pun diteruskan kembali, kamar
mandi pun di rehab, meja dan kursi murid dibeli, lantai mulai ditimbun dan
disemen, membeli papan tulis dan memasang seng hingga gedung Madinatul Ilmi
sudah layak huni.Walaupun dengan keadaan tembok yang belum di plaster, lantai
yang belum dipasang keramik, plafon asbes yang belum terpasang dan ruang guru
yang hanya terdapat beberapa meja dan kursi saja. Akan tetapi, mulai tanggal 20
November 2011 murid-murid Mts Madinatul
Ilmi telah berpindah belajar di gedung yang baru dan milik Mts Madinatul Ilmi.
Walaupun saya sangat bahagia karena
guru-guru dan murid-murid kami telah menempati gedung sekolah sendiri, tapi
saya merasa tugas saya belum selesai, masih banyak lagi tugas-tugas yang
menanti saya dan guru-guru di sini, yaitu bagaimana caranya gedung Madinatul
Ilmi dapat selesai seperti sekolah-sekolah lain.
Alhamdulilah, harapan saya mulai menemui
jalan lagi. Proposal sekolah yang saya antar ke PT.PLN Cabang Binjai pada awal tahun 2010
lalu, mendapat jawaban. PT.PLN Cabang Binjai mengutus Tim Surveinya untuk
mensurvei MTs Madinatul Ilmi.
Sekali lagi saya tadahkan tangan
mengucap syukur kepada Allah swt, karena mereka bersedia membantu 100 sak semen
untuk pembangunan dan semen itu digunakan untuk melantai secara halus lantai
ruang kelas yang semula hanya disemen kasar oleh pekerja bangunannya.
Satu-persatu teman, yang pernah akrab
dengan saya, saya hubungi, dan menanyakan kepada siapa saya harus mengajukan
proposal dan memohon bantuan untuk menyelesaikan bangunan Madinatul Ilmi.
Hingga salah satu teman senior saya memberi jalan untuk mengajukan proposal ke
Program Block Grand Kemenag Republik Indonesia tahun 2012 di Jakarta.
Berbulan-bulan saya menunggu dan tenyata permohonan saya diterima dan
dikabulkan. Terima kasih ya Allah…Engkau telah membuka jalan untuk ku….
MTs Madinatul Ilmi mendapat bantuan yang
cukup besar dari Kemenag RI, yaitu Rp. 95.200.000,-.Saya merasa sudah tidak
sabar ingin melanjutkan pembangunan hingga selesai. Setelah bahan-bahan
bangunan di beli, pembangunan Madinatul Ilmi pun dilanjutkan kembali. Mulai
dari membuat koridor atau teras, memasang plafon asbes, pemasangan aliran
listrk PLN, memasang keramik lantai ruang kelas, dan mengecat indah MTs
Madinatul ilmi.Keadaan Madinatul Ilmi telah tampak selesai dan indah bila di
lihat dari luar, tapi sayang, ruang kantor guru belum terpasang keramik, karena
dana tersebut telah habis. Kantor guru hanya berlantaikan semen halus, semen yang
kami dapat dari bantuan PT.PLN Cabang Binjai yang lalu. Namun, guru-guru
Madinatul Ilmi tetap semangat , mereka berkata, “ Tidak apa-apa pak kantor kita
belum dikeramik, yang penting ruang kelas anak-anak yang kita dahulukan, agar
mereka bisa nyaman untuk belajar, kami semua yakin bahwa bapak akan terus
berjuang demi MTs ini”.Terima Kasih buat kalian semua berkat kalian saya tetap
bertahan dan semakin semangat untuk terus berjuang dan mengabdikan diri untuk
masyarakat dan saya tidak ada apa apa nya jikalau bukan bantuan dari kalian dan
masyarakat.
Berkat semangat dan dorongan mereka ,
murid-murid dan orang terdekat saya, yaitu istri, yang membuat saya kuat dan
akan terus berjuang , akan tetapi dengan kondisi Madinatul Ilmi yang tinggal
lebih kurang 5% lagi akan selesai, saya sudah merasa sedikit lega.
Kini Madinatul Ilmi telah lebih indah
dipandang mata dari pada sebelum nya, masyarakat pun mulai memperhatikan
Madinatul Ilmi. Pada tahun ajaran baru, mereka mulai mendaftar putra-putri
mereka di Madiantul Ilmi. Karena selain ilmu umum dan agama, saya juga
menerapkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler,karena saya sangat respek kepada
siswa yang aktif mengikuti kegiatan ektrakurikuler dan kami tetap mendorong
agar lulusan mts dapat mengamalkan ilmu nya di tengah masyarakat.
Saya bersama guru-guru membentuk Grup
Nasyid dan Marhaban, tahfidz Al-Qur’an, dan pidato 3 bahasa, yaitu Bahasa Arab,
Inggris dan Indonesia.Tidak hanya ekstrakurikuler dalam bidang agama saja, ada
pula ekstrakurikuler bidang olah raga, seperti sepak bola, bola Volly,
Badminton dan sepak takraw.
Berkat kerja keras guru-guru,
siswa-siswi Madinatul Ilmi telah banyak memenangkan berbagai lomba, diantaranya
Juara I Vokalis Nasyid terbaik se Teluk Aru, Juara I Nasyid di Pangkalan
Berandan, dan dua kali diberi kesempatan dan di utus mewakili Kecamatan
Berandan Barat untuk lomba di Kabupaten.Walaupun belum mendapat juara, tapi
saya bangga pada mereka, yang tidak letih-letihnya untuk berlatih bahkan sampai
pukul 22.00 malam dan dalam bidang olah raga, siswa-siswi Madinatul Ilmi pernah
mengantongi Juara II Volly Putri se Teluk Aru dan Juara II Lomba Lari 100M
Putra se Teluk Aru pula .Terima Kasih Semua,kalau bukan kalian sungguh-sungguh
mustahil semua ini dapat terwujud.
Begitu banyak PR yang harus saya
kerjakan untuk kemajuan Mts Madinatul Ilmi. Tapi seiring berjalannya waktu,
insya Allah, Allah akan selalu membantu serta membuka jalan buat Kami dan saya
sudah mulai menyelesaikan satu-persatu PR yang banyak tersebut, mulai dari
pembangunan Mts, peningkatan mutu pengajaran dan peningkatan mutu guru-guru.
Sekarang guru-guru MTs Madinatul Ilmi sudah 7 orang yang lulus program
setifikasi, dan kini tersisa 5 orang lagi yang akan di usulkan untuk mengikuti
program pemerintah tersebut. Diantara 14 orang guru-guru Mts Madinatul Ilmi,
kami hanya mempunyai 2 orang guru yang belum menyandang S1, tapi mereka berdua
adalah pelengkap yang paling penting di Mts Madinatul Ilmi,Meningkatnya mutu
pengajaran dan mutu guru pendidik, maka mulai meningkat pula jumlah siswa yang
mendaftar dan masuk ke Mts Madinatul Ilmi, yaitu pada tahun ajaran 2013-2014
jumlah siswa yang masuk adalah 38 orang, padahal dulu, jumlah itu adalah jumlah
siswa untuk seluruh kelas, kelas satu, dua dan tiga.Jumlah itu harus dibagi
menjadi 2 rombel, karena batas maximal 1 kelas adalah 30 orang.Jadi pada tahun
ajaran 2013-2014 ini, jumlah siswa kami sudah mencapai 75 orang, jauh lebih
banyak dari jumlah pada saat 3 atau 4 tahun lalu, yaitu 37 orang.Bahkan untuk
tahun pelajaran 2014-2015 yang sebentar lagi di mulai,MTs Madinatul ilmi sudah
menerima 67 orang calon siswa yang telah mengembalikan formulir,ya ini semua
berkat kerja keras kita bersama dan do’a dukungan semua pihak.
Dengan Jumlah Siswa Baru 67 Orang maka
harus disiapkan ruang kelas baru,karena menurut peraturan nya harus 2
Lokal,sehingga kantor kami akan kami sulap menjadi ruang Kelas
Sementara,walaupaun begitu, tapi saya sangat bersyukur kepada Allah atas
keberkahan yang Ia berikan selama ini, karena jumlah siswa yang ingin masuk ke
Madinatul Ilmi untuk tahun ajaran baru ini semakin meningkat.Hal ini juga
dikarenakan faktor sosialisasi saya dan guru-guru yang tidak mengenal lelah
serta do’a seluruh masyarakat,dibantu oleh istri dan guru-guru, kami mengadakan
sosialisasi tentang MTs Madinatul Ilmi melalui Pengajian ibu-ibu dan Pengajian
Bapak-bapak disekitar Kecamatan Berandan Barat dan Pangkalan Susu.Ada salah
seorang guru MTs Madinatul Ilmi yang sangat gigih menemani saya dalam program
memajukan Madinatul Ilmi, ia bernama Pak M.Hasbi S.Pd. Bahkan ia bisa dikatakan
adalah bayangan saya, karena selain istri saya, dialah orang yang begitu
semangat mensuport dan mendampingi saya dalam hal memajukan Madinatul Ilmi, dan
berbuat untuk masyarakat.
Kembali lagi ke 67 orang jumlah siswa
baru, maka tugas saya pun bertambah lagi. Dengan jumlah tersebut, saya harus
menyediakan satu ruang kelas lagi, tapi sampai saat ini saya belum menemui
jalan,tapi saya yakin pasti semua ada jalan dan solusi nya.
Dengan berat hati, terpaksa ruang kantor
guru-guru untuk sementara waktu akan saya alihkan menjadi ruang kelas sementara
untuk kelas IX, hingga saya bisa membangun ruang kelas baru untuk mereka.Lagi-lagi
guru-guru ikhlas menerima keadaan sulit ini.Saya sangat salut pada mereka,
karena mereka sanggup bertahan bersama saya dalam kondisi MTs Madinatul Ilmi
yang belum stabil dan sekarang mereka hanya memiliki honor Rp. 15.000,- per jam
mata pelajaran.
Pada tahun pelajaran 2013-2014 ini, saya
dinantikan lagi dengan permasalahan baru, MTs Madinatul Ilmi belum terakreditasi,
masih mengambang.Saya bingung, namun salah satu rekan kerja senior saya yang
bernama Bapak Marzuki, beliau bertugas
di Kemenag Kabupaten Langkat bidang Mapenda.
Beliau pun memberi informasi tentang
bagaimana caranya Mts Madinatul Ilmi mengajukan Permohonan untuk Akreditasi.
Tak hanya info akreditasi ini yang saya peroleh dari beliau, jauh sebelum itu,
beliau juga yang memberi segala info untuk kemajuan Mts Madinatul Ilmi, baik
itu Dana BOS, Sertifikasi Guru, Fungsional Guru, Pelatihan-pelatihan untuk guru-guru,
dan banyak info-info lain yang beliau berikan demi Kemajuan MTs Madinatul Ilmi
untuk menjadi lebih baik dan terbaik ke depannya,terima kasih pak… semoga amal
baik bapak mendapat berkah dan ridho dari nya.
Alhamdulillah pada bulan oktober tahun
2013 lalu,Mts Telah mendaftarkan untuk mengikuti Akreditasi dan pada bulan
November tim Akreditasi dari provinsi sumut mengadakan penilaian terhadap Mts Madinatul
ilmi dan Alhamdulillah pada awal tahun 2014 pengawas mts memberikan kabar yang
sangat gembira yaitu mts madinatul ilmi mendapat nilai” B “.Sungguh suatu
Rahmat dan rezeki terbesar kedua dari Allah pada saat ini, karena yang pertama
adalah bulan depan istri saya akan melahirkan anak kedua kami.
Walaupun kali ini ia divonis melahirkan
dengan cara caesar, namun saya dan istri saya sangat bahagia, karena anak kedua
kami adalah seorang bayi laki-laki yang kelak akan saya bimbing untuk
meneruskan Nilai-nilai perjuangan Kami.
Hingga saat itu tiba, bayi kami lahir
pada tanggal 21 Desember 2013, tepatnya Sabtu pukul 20.40 wib. Ia hanya
memiliki bobot 2,6 Kg, sesaat hati saya terenyuh melihat keadaan putra kami.
Memang pada saat ia lahir, ia dalam keadaan yang sehat, bahkan suara
tangisannya terdengar lantang dari ruang operasi. Setelah ia dibersihkan, ia pun
saya azankan dan dilektakkan diruang perawatan bayi normal. Namun setelah hari
ke tiga dirumah sakit, dokter memutuskan untuk memindahkannya, dari ruang
perawatan bayi normal ke ruang isolasi dan didalam tabung inkobator, Tindakan
itu dilakukan dokter mengingat bobot anak kami yang kecil dan ia mengalami lemah daya hisap untuk menyusui. Pada saat
suster memberikan susu melalui botol susu, bahkan ia tidak bisa menghisap dan
menelan susu yang diberikan itu.
Tindakan kedua diambil oleh dokter,
yaitu memasukkan selang yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sedotan air
minum gelasan kedalam mulutnya, untuk mengalirkan air susu yang diberikan
langsung kelambungnya, agar ia bisa segera mendapat asupan susu untuk
pertumbuhannya.
Batas waktu 4 hari Jaminan Persalinan
gratis yang diberikan pemerintah telah habis, waktunya istri saya harus pulang
pada hari Selasa, tapi tidak dengan putra kami.Ia masih harus dirawat disana
hingga kondisinya normal seperti bayi-bayi pada umumnya.Sesaat sebelum kami
beranjak pulang, istri saya meminta kepada saya agar ia diperbolehkan melihat
putra kami. Saya pun memberi pengertian kepadanya untuk tetap kuat dan berdo’a
demi kesehatan putra kami. Melihat raut wajah istri saya yang menitiskan air
mata, saya pun terasa ingin ikut menangis, selang yang berada dimulutnya,
membuat ia sulit untuk menggerakkan bibirnya, bahkan ia pun sulit untuk menangis.ya
mudah-mudahan saja tidak apa-apa.
Sampai anak kedua kami lahir, kami belum
juga memiliki tempat berteduh sendiri. Segala perjuangan saya, saya utamakan
untuk Membangun MTs Madinatul Ilmi terlebih dahulu. Oleh sebab itu, istri saya
tidak ikut pulang bersama saya, melainkan ikut pulang bersama ibu mertua saya
yang pada saat kami berada dirumah sakit,beliaulah yang membantu saya menjaga
istri dan anak pertama kami dirumah sakit.Beliau meminta kepada saya untuk
merawat istri saya, anak pertamanya, sampai luka operasinya sembuh. Setelah dua
hari istri saya kembali dari rumah sakit, pihak rumah sakit pun menelfon dan
memberi kabar, bahwa putra kami sudah bisa dijemput pulang. Saya pun
menjemputnya bersama ibu mertua saya.
Sesampainya dirumah, ia pun sudah bisa
menyusu layaknya bayi-bayi yang normal, bahkan daya hisapnya sangat kuat,
seperti bayi yang sangat kehausan, semangat sekali. Tertumpah senyum dan rasa
bahagia saya, istri dan orang-orang di sekeliling kami, begitu pula dengan
Nazkia kakaknya, dia seperti tidak percaya bahwa telah mempunyai seorang adik,
berkali-kali ia bertanya, “umi, abi, ini adek Kia ya? Kia gendong ya umi?”.
Kami hanya tersenyum melihat ia berkata seperti itu, sambil menjawab “
iya…nanti ya…tunggu adeknya besar, baru kak Kia gendong…”. Putra kedua kami,
kami beri nama Aflaha Fikri Nugraha yang
artinya anugerah fikiran yang sangat beruntung.
Setelah lebih kurang beberapa hari istri
dan anak-anak tinggal dirumah neneknya, mereka pun saya jemput.Saya sadar,
perjuangan saya tidak cukup berhenti sampai disini, saya masih harus memikirkan
kemajuan pendidikan siswa-siswi kami dan kesejahteraaan guru-guru di Lembaga
Pendidikan Islam Madinatul Ilmi pada masa yang akan datang,kemudian merencanakan
pendidikan bagi buah hati-buah hati kami agar kelak bisa menjadi orang yang lebih baik dari kami orang tuanya.
Pada tahun ajaran 2013/2014 tepat pada
bulan april Siswa-siswi MTs Madinatul Ilmi Desa Lubuk Kertang melaksanakan
UAN.Alhamdulillah Kami ucapkan Karena salah satu di antara mereka ada yang
meraih nilai tertinggi Ke-2 Se Wilayah Teluk Aru dengan Nilai 35,80 Dengan
Rata-rata 9,0 yaitu Uchi Fathama.Kemudian yang tidak di duga sebelum nya siswa
mts telah Berhasil Lulus Seleksi,Setelah Melewati dua kali tahapan Seleksi pada
Program “Beasiswa Tahfiz Pesantren UICCI Turki” di Medan yaitu Atas Nama Muhammad
Maulana Syahputra,beliau berhasil menyisihkan peserta dari berbagai daerah dari
total calon peserta 1.100 Orang sampai 300 Orang yang di seleksi di 8 Kota
Besar di Indonesia.Mudah-mudahan prestasi yang membanggakan ini dapat terus
kami pertahankan dan kami tingkatkan lagi
bukan malah menjadi kesombongan buat kami.
Memasuki di Bulan Ramadahan ini Kami terus
melaksanakan Kegiatan untuk mempromosikan perkembangan MTs Madinatul Ilmi ini
melaului Kegiatan Tahunan setiap bulan Ramadhan yaitu PKR ( Pesantren Kilat
Ramadhan ) dan dilanjutkan dengan Safari ramadhan di 15
Masjid/Musholla.Alhamdulillah kegiatan kami ini di sambut dengan senang dan
positif oleh masyarakat hal ini terbukti antusias nya masyarakat ingin melihat
langsung penampilan pidato yang Memukau Jamaah yang di tampilkan oleh siswi mts
madinatul ilmi dan terlebih penampilan hafalan al-Qur’an.
Kepada semua pihak, saya mohon do’a restu dan
dukungan untuk saya agar saya bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih
berguna lagi, bagi keluarga, masyarakat dan Negara. Doakan saya agar tetap istikomah
dalam perjalanan memperjuangan untuk mencerdaskan generasi muda anak bangsa
Indonesia. Amin…
Demikian Tulisan yang sederhana ini saya
siapkan Mudah-mudahan Pengalaman ini Menjadi Motivasi bagi saya serta menjadi
insprasi bagi generasi muda bangsa Indonesia, bahwa tidak ada yang tidak
mungkin jika kita ingin mencoba,bekerja keras,tetap semangat dan terus berdo’a serta bersungguh –sungguh di dalam mencapai
cita-cita serta menorehkan prestasi yang gemilang.