Senin, 14 Juli 2014

KISAH PERJUANGAN TANPA HENTI



KISAH PERJUANGAN TANPA HENTI
Tulisan ini di siapkan untuk mengikuti Program Pahlawan Indonesia Dari MNCTV AWARD 2014
Oleh : NAZARUDDIN S.PdI

Saya, Nazaruddin, lahir pada tanggal 1 Desember 1985, putra ke 6 dari Bapak Masdar yang pernah menjabat Kepala Desa di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Berandan Barat selama lebih kurang 17 tahun. Sekarang beliau telah berhenti menjadi kepala desa sejak 29 tahun yang lalu, tepat nya sekitar tahun 1982. Beliaulah yang telah berkorban demi menyekolahkan saya, mulai dari SD hingga saya mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara,dengan hanya bekerja sebagai petani.Sedangkan ibu saya telah meninggal dunia sejak 9 tahun yang lalu karena sakit.
            Sebelum saya di wisuda, pada awal tahun 2009, saya telah memulai pengabdian saya sebagai guru honor pada sebuah Madrasah Tsanawiah, lengkapnya Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah Desa Lubuk Kasih Kec.Berandan Barat yang berjarak lebih kurang 15 km  dari rumah orang tua saya di Jln.Paluh Tabuhan Dusun 1 Janggus Desa Lubuk Kertang Kec.Berandan Barat. Saya mengajar sebagai guru Mulok Pengembangan Diri.Dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak, yaitu 75 orang dibagi menjadi 3 kelas.Dengan honor pada waktu itu hanya Rp.250.000 perbulan. Walaupun begitu, saya tetap semangat demi mencerdaskan anak bangsa dan demi kemajuan pendidikan.
Setiap pukul 6.30 pagi, saya mulai menyalakan sahabat setia saya, yaitu sepeda motor saya, si Yamaha Vega Merah keluaran tahun 2004, yang dihadiahkan ayah saya setelah saya memulai memasuki semester 8, untuk menemani saya pergi ketempat saya mengajar. Bukan hanya tempat saya mengajar, bahkan kemana saja saya pergi melakukan aktivitas sehari-hari. Tepat Pukul 07.00 pagi saya sudah sampai tujuan, bertemu dengan murid-murid saya yang ceria dan rekan-rekan kerja saya yang ramah tamah dan bersahabat.Merekalah yang sama-sama berjuang demi memajukan anak bangsa terutama dibidang pendidikan.Seolah tak mengenal lelah, kami mendidik murid-murid dengan penuh rasa yakin, yakin bahwa mereka lah yang nantinya kelak akan menjadi generasi penerus kami yang membawa perubahan bagi Indonesia tercinta untuk menjadi lebih baik lagi.
Selama lebih kurang 2 bulan mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah,saya mencoba memberanikan diri melamar sebagai tenaga Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Habieb namanya.Sekolah yang sama-sama dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia ini berdiri pada tahun ajaran 2007/2008, dan pada saat itu hanya baru terdapat 2 kelas saja. Yaitu kelas VII-VIII dengan jumlah murid 45 orang. Saya diterima sebagai guru bidang studi B.Arab, sesuai dengan jurusan yang saya jalani pada waktu saya kuliah.




Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Habieb ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar di bangunan  sekolah hasil swadaya masyarakat desa. Pada awalnya bangunan itu digunakan untuk Madrasah Diniyah Awaliyah kemudian pada tahun ajaran 2006/2007 berdirilah  RA Ar-ridha, tepat nya pada saat itu Mts Al- Habieb tidak mempunyai bangunan sekolah sendiri, tepatnya murid-murid Al-Habieb menumpang tempat belajar dengan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) untuk waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya.Dengan keadaan bangunan yang sudah terlihat berlubang dinding-dinding papannya karena telah berdiri sejak tahun 1975.Walaupun telah beberapa kali diadakan perehapan dan itu pun dengan hasil swadaya masyarakat pula, Madrasah Tsanawiyah Al-Habieb berjalan lancar selama 2 tahun terakhir hingga tahun ajaran 2008-2009.
Selama 6 bulan saya mengajar di Mts Al-habieb, Mts Al-habieb ini  belum juga memiliki izin operasional.Orang tua murid mulai gusar mengetahui hal itu, gusar akan nasib pendidikan anaknya kelak, karena jika sekolah belum mempunyai izin operasional, maka sekolah tersebut tidak diperkenankan mengikutsertakan siswa nya untuk  Ujian Akhir Nasional, Satu persatu orang tua murid mulai memindahkan anaknya kesekolah lain, walau tidak sampai semua murid mengambil keputusan untuk pindah sekolah, tapi Mts Al-habieb mengalami penurunan jumlah murid yang sangat drastis, dari 40 orang menjadi hanya tinggal 30 orang saja.
Dengan berat hati, pada tanggal 29 April 2009 Kepala Sekolah Mts Al-Habieb, Bapak M.Darwis Siagian S.Pd Selaku Pendiri Awal mengamanahkan jabatannya dikarenakan beliau mempunyai kesibukan yang sangat penting baginya,bagai disambar petir disiang hari rasanya hati saya, karena beliau menyerahkan jabatannya kepada saya.
Beliau menganggap bahwa saya adalah orang yang tepat untuk meneruskan Perkembangan Mts Al-Habieb untuk kedepannya, karena saya telah terpilih menjadi Ketua Dewan Pimpinan Kecamatan dalam suatu organisasi yaitu Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI). Hal inilah yang beliau anggap suatu modal diri untuk saya dalam menjalankan amanah selaku kepala Mts Al-Habieb.
Kini tanggung jawab yang amat besar ada dipundak saya. Sederetan tugas menanti didepan mata.Tetapi saya tetap tabah,besar hati, dan saya menganggap bahwa ketika seorang telah  memberikan kepercayaan maka menurut saya itu adalah suatu amanah dan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab akan tetapi saya optimis pasti bisa menjalankan amanah itu untuk menjadi seorang kepala sekolah dan saya bertekad tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu, pada hal pada saat itu saya belum menyandang gelar sarjana.
Gunjingan ditengah masyarakat semakin marak tentang keadaan Mts Al-Habieb.Maka dari itu, saya inisiatif untuk mengganti nama sekolah tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah Swasta Madinatul Ilmi sesuai saran,kritik dan arahan dari temen-teman.Bergantinya Kepala Sekolahnya, berganti pula ketua lembaganya.Itulah yang terjadi pada Mts Al-Habieb,dan yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Pendidikan Islam Madinatul Ilmi adalah ayahanda saya.Beliau pun menerbitkan Surat Keputusan bahwa saya telah diputuskan menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Swasta Madinatul Ilmi sejak anggal  29 April 2009.
Bermulai dari surat Keputusan tersebut, saya terus menyiapkan berkas-berkas lain yang harus disiapkan untuk memohon diterbitkannya Surat Izin Operasional Madrasah yang telah saya pimpin.
Dengan keterbatasan dana dan ketiadaan komputer pada waktu itu, saya dan istri yang saya nikahi pada tanggal 20 Mei 2009, 1 minggu sebelum saya di wisuda, harus rela berkorban waktu dan tenaga untuk menyelesaikan semua berkas-berkas yang harus diselesaikan. Berkali-kali kami harus ke rental komputer dan pergi kerumah guru saya sewaktu menimba ilmu di Pondok Pesantren tepat nya di PPM.Al-Yusriyah yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, beliaulah  yang telah lebih dahulu menjalani apa yang saya jalani, dan saya ingin meminta Pendapat,kritik dan saran dan terlebih bimbingan serta dorongan agar bisa mengelola lembaga pendidikan ini dengan penug semangat.Lebih kurang 12 km jarak yang kami tempuh untuk sampai kerumahnya. Bermodalkan dengan kepercayaan yaitu meminjam uang dari teman saya untuk menyelesaikan berkas, pada akhirnya pun berkas itu selesai.
Tanpa menunggu lama, berselang hanya beberapa hari, beliau pun mengantarkan permohonan tersebut ke Departemen Agama Wilayah Sumatera Utara, dan pada tanggal 18 Agustus 2009 Surat izin Operasional Madrasah pun akhirnya terbit.Bagai mendapat bulan jatuh rasa bahagianya hati ini, karena tugas awal terberat sudah saya lalui.Saya pun langsung memberitahukan kepada orang tua murid dan masyarakat, bahwa Izin Operasional Madrasah Tsanawiyah Swsta Madinatul Ilmi telah terbit, dan mereka semua tidak perlu gelisah lagi tentang kelanjutan pendidikan anak-anak mereka.
 Bagi masyarakat jangan lagi menyimpan ragu untuk  menyekolahkan putra putri mereka di Mts Madinatul Ilmi, karena Mts Madinatul Ilmi telah menjadi sekolah yang sah dan diakui oleh Pemerintah dan memiliki guru-guru berpendidikan tinggi juga berkualitas dalam mendidik anak-anak mereka.
Pada tahun ajaran berikutnya, kami hanya menerima 8 murid saja di kelas VII, dikarenakan pada penerimaan murid baru, izin Operasional Madinatul Ilmi belum terbit, baru terbit satu bulan setelahnya, jadi masyarakat belum banyak yang mengetahui tentang status Izin Operasional Mts Madinatul Ilmi,Tapi saya tidak menyerah dan putus asa saya pun mengadakan sosialisasi ke sekolah Sekolah Dasar seperti Sekolah Dasar Negeri, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Diniyah Awaliyah dan perkumpulan ibu-ibu didesa saya, agar putra putri mereka tidak lagi harus menempuh jarak berkilo-kilo meter demi melanjutkan kesekolah lanjutan, cukup di Madrasah yang dekat saja yaitu di Mts Madinatul ilmi.
Dengan murid yang saat itu hanya 38 orang, saya pun mempunyai tugas baru yaitu menyiapkan berkas untuk memohon dana bantuan pemerintah yang disebut Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), untuk kelangsungan kegiatan belajar mengajar di Madinatul Ilmi. Membayar honor dan membeli kebutuhan sekolah seperti kapur tulis, penghapus dan lain-lainnya. dibantu oleh istri saya, kami mulai menyiapkan data-data Madinatul Ilmi, mengonsepnya dan mengetiknya dirental komputer.

Dengan keadaannya yang sedang Hamil 2 bulan, ia tidak mengenal lelah dalam membantu saya berjam-jam berada dirental komputer, pulang malam hari bahkan ia harus ikut ke Kantor Kementerian Agama karena ialah yang saya libatkan menjadi bendahara Madrasah dalam mengelola dana BOS karena ia lulusan Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Akutansi Keuangan.Walaupun begitu, semua harus kami jalani, dengan keadaan istri saya yang sangat rentan, saya tetap menjaga kondisinya dengan memberikan vitamin dan selalu rutin mengantarnya ke dokter untuk memeriksa kehamilan anak pertama kami.
Waktu terus berjalan, kegiatan belajar mengajar di Madinatul ilmi pun terus berlangsung dengan baik,dibantu dengan 11 orang guru dan beberapa orang staf, adapun Konsep yang saya bangun dan terus saya sosialisasikan kepada Masyarakat adalah bahwa lembaga pendidikan ini milik kita bersama dan kita harus bekerja keras,berusaha semaksimal mungkin dan jangan lupa kita berdoa seraya menyerahkan hasil keputusan nya kepada Allah swt ,ujar saya kepada seluruh dewan guru,staf dan masyarakat pada waktu itu.Saya yakin Mts Madinatul Ilmi akan menjadi sekolah yang maju dan berkualitas di tahun-tahun berikutnya jika kita tetap solit,kompak dan saling mendukung,dan semoga kiranya cita-cita besar kita dapat terwujud.
 Dengan kesibukan saya yang telah menjadi guru sekaligus Kepala Sekolah di Madrasah Madinatul Ilmi, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari MTs.Al-Wasliyah Lubuk Kasih. Saya dipandang hebat oleh Kepala Sekolah MTs.Al-Wasliyah, karena dengan umur yang terbilang sangat muda saya sudah mempunyai jabatan yang  sama seperti beliau.
Tetapi bagi saya, Jabatan hanya sementara yang penting bagaimana kita bisa berbuat untuk masyarakat .Saya merasakan hal ini seperti sebuah tantangan yang harus saya atasi beserta seluruh dewan guru .Berselang waktu 1 bulan Madinatul Ilmi mendapat kabar gembira, Madinatul Ilmi mendapat Dana BOS dari pemerintah. dana tersebut pun saya ambil bersama bendahara Mts Madinatul Ilmi ke Bank SUMUT cabang Pangkalan Berandan yang terjarak 25 km dari rumah saya. Betapa gembiranya dewan guru Madinatul Ilmi menerima honorer pertama yang diberikan pemerintah. Walaupun pada saat itu mereka hanya terhitung Rp.10.000 perjam mata pelajaran. Sungguh itu jumlah yang sangat kecil,bahkan sangat jauh dari harapan karena Dana BOS yang kami terima sesuai dengan jumlah murid yang kami miliki.Tetapi saya salut dengan seluruh guru Mts Madinatul Ilmi, mereka masih tetap bertahan walaupun dengan gaji yang sangat jauh dari harapan.
Bulan demi bulan berlalu, hingga sampai pada hari yang sangat saya nantikan, yaitu hari kelahiran anak pertama saya. Tanggal 13 April 2010  pada hari selasa pukul 03.30. dini hari, anak saya lahir. Saya telah menjadi seorang ayah, dan saya di karuniai putri yang sangat cantik dan sehat. Dengan berat badan 3.2 kg dan panjang 48 cm,betapa bahagianya hati saya menerima rezeki yang tak terhingga dari Allah. Ia Kami beri nama Nazkia Fazarina Hafidz, karena saya ingin ia menjadi Hafidzah Al-Qur’an kelak.ya Allah terima kasih atas amanahmu semoga kami bisa mendidik dan membina nya kelak sehingga membanggakan kedua orang tuanya dan nusa dan bangsa.

Belum sirna kebahagiaan saya, saya dihadapkan lagi dengan masalah baru. Saya mendapatkan surat dari Departemen Agama untuk menghadiri rapat Kepala Sekolah di Kabupaten. Kepala Seksi Mapenda  mengatakan pada rapatnya, bahwa bagi sekolah-sekolah yang masih menumpang di suatu lembaga pendidikan lain, harus segera mendirikan bangunan sendiri.
Jika dalam kurun waktu yang ditentukan sekolah tersebut belum segera memiliki bangunan sendiri, maka izin Operasional Sekolah tersebut akan dicabut dan tidak berhak lagi melakukan kegiatan belajar mengajar lagi.
Sepulang dari rapat saya merasa hampir putus asa, bingung dan disertai rasa khawatir. Bingung dimana mendapatkan lahan untuk membangun, bingung dari mana mendapatkan uang untuk mendirikan bangunan sekolah, dan bagaimana jika saya tidak dapat melakukannya, Madinatul Ilmi akan ditutup.Apabila itu sampai terjadi pupuslah harapan masyarakat terhadap MTs Madinatul Ilmi ini.Lalu saya menceritakan rasa khawatir saya kepada orang terdekat saya, dan ia menyarankan untuk memusyawarahkannya dengan ayah saya selaku Ketua Lembaga Pendidikan Madinatul Ilmi.
Seperti melihat secerah cahaya di gua yang gelap, ayah berkata “ya sudah…., jangan bingung sekolah ayah yang lama kan masih ada, walaupun bangunannya sudah rusak, tapi kalian telah mempunyai lahan untuk membangunnya kembali”. Alhamdulillah….ucap saya dengan penuh rasa syukur dan terharu.
Memang, sewaktu ayah menjabat Kepala Desa, beliau sempat mendirikan sebuah sekolah yang berjarak 2 km dari Mts Madinatul Ilmi.Sekolah itu bernama SMP Permata Indah, beliaulah yang menjadi pendiri dan ketua lembaganya pula,dan yang menjadi Kepala Sekolahnya adalah Bapak Alm.Sahlan, sahabat karib beliau.Kemudian di lanjutkan oleh Bapak Saudi, yang merupakan teman ayah juga. Selama 3 tahun Permata Indah berjalan dan sempat meluluskan 1 angkatan muridnya, tetapi di sebabkan keminiman murid pada tahun-tahun selanjutnya, sekolah itu pun tutup pada tahun 1987.Karena pada saat itu belum banyak penduduk yang bertempat tinggal disekitar Permata Indah berdiri.
Saya dan ayah saya pun bertugas untuk melihat kondisi sekolah itu, hanya dengan waktu beberapa menit kami telah sampai ditujuan diantar oleh Yamaha Vega, memang sungguh sangat memprihatinkan, dari jauh hanya terlihat rumput-rumput semak belukar yang menghalangi pandangan.Lalu kami mulai mendekatinya dan terlihatlah tembok-tembok bangunan yang telah retak disana sini, dengan lantainya yang pecah-pecah, kamar mandi yang telah hancur bahkan telah ditumbuhi pohon akasia setinggi lebih kurang 3 meter. Karena telah lebih 20 tahun tidak ada yang mengurusnya. Ayah mengatakan, bahwa meja, kursi, kayu-kayu kusen dan seng yang dahulu ada, telah lapuk dimakan usia sebagian di serahkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Saya mulai berfikir, kail dan mata pancing telah dihibah kan ayah, yaitu tanah seluas 2.400 m2 dan bangunan sekolah yang lama, sekarang bagaimana caranya saya harus berjuang demi kelangsungan Mts Madinatul Ilmi.

Bertanya kepada orang yang berpengalaman di bidang bangunan, tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk merehap bangunan itu menjadi layak huni kembali.Saya mulai memutar otak, berfikir, dari mana saya mendapatkan dana tersebut. Bertanya-tanya pada rekan, teman, saudara, dan senior-senior saya dan tetap terus berkoordinasi Kepada Ketua Komite Mts Bapak Dedek Suganda yang tinggal 1 Dusun Dengan MTs Madinatul Ilmi.Seraya terus berdo’a kepada yang Maha Kuasa dan Mencari informasi melalui seluruh media, hingga akhirnya ada salah seorang teman Senioran yang menyarankan untuk membuat sebuah proposal dan ditunjukan kepada Bapak Gubernur Sumatera Utara,kemudian saya konsep dan saya siapkan proposal tersebut setelah selesai langsung saya pergi ke kantor desa Lubuk Kertang untuk Menemuai Bapak Kepala Desa yaitu Bapak A.Ahadi Yusuf untuk meminta tanda tangan dan persetujuan beliau,setelah menerima masukan,saran dari beliau akhirnya proposal tersebut di tanda tangani bahkan beliau berpesan “Selagi itu untuk kebaikan kami dari aparat pemerintah senantiasa mendukung penuh sesuai kemampuan kami”kalau boleh saya sampaikan melalui tulisan ini sampai saat ini bapak Kepala desa tetap terus menyampaikan kepada warga tentang penting nya Pendidikan bagi generasi muda dan agar anak-anak mereka dapat kiranya di sekolahkan ke MTs Madinatul Ilmi ini,bahkan beliau terus memotivasi kami untuk terus berjuang tanpa pamrih terima Kasih pak….Semoga Amal Ibadah Bapak dan kebaikan bapak selama ini mendapat balasan dan keberkahan dari Allah SWT.Setelah proposal selesai saya pun menghantarnya ke Kantor Gubernur Sumatera Utara yang ada di Medan 3 jam perjalanan saya tempuh menggunakan angkutan kota.
Tidak hanya lantas berakhir sampai disini, saya masih harus sering kembali kesana untuk mengetahui kabar tentang proposal saya yang telah mereka diterima. Dengan kembali melengkapi berkas-berkas yang menjadi persyaratan, akhirnya bantuan dari Gubernur Sumatera Utara pun saya terima, sebesar Rp. 100.000.000,-.
Sedikit demi sedikit bangunan Madinatul Ilmi mulai diadakan perehapan, dana yang digunakan untuk membeli batu, semen, kayu, seng dan lain-lain. Gedung Madinatul Ilmi mulai diperbaiki tembok-temboknya yang telah retak, memasang kayu untuk pemasangan seng, perluasan ruang guru yang dari 3 M x 7 M menjadi 5 M x 7 M, hingga pemasangan seng. Gedung Mts Madinatul ilmi yang baru kini mempunyai ukuran 8 M x 7 M untuk masing-masing ruang kelas dan ruang guru yang berukuran 5 x 7 M. dan bisa dikatakan gedung Mts Madinatul Ilmi hanya baru selesai 50% dan dana bantuan itu pun telah habis terpakai. Seiring waktu berjalan, pada saat yang bersamaan Madinatul Ilmi telah meluluskan 2 angkatan dari murid-muridnya, dan sekarang murid Mts Madinatul Ilmi telah meningkat menjadi  60 orang karena telah meningkatnya pula kepercayaan masyarakat sekitar pada Mts Madinatul Ilmi.
Kurun waktu yang diberikan Departemen Agama semakin berkurang, sementara gedung Madinatul Ilmi belum rampung dibangun karena kehabisan dana. Akhirnya satu-satunya harapan saya adalah tanah sawah warisan ibu saya yang diberikan beliau sebelum beliau meninggal, tanpa fikir panjang, saya pun menggadaikannya sebesar Rp. 50.000.000,- dan  tidak lagi saya garap, demi menyelesaikan bangunan MTs yang baru selesai 50 %.


Perehapan pun diteruskan kembali, kamar mandi pun di rehab, meja dan kursi murid dibeli, lantai mulai ditimbun dan disemen, membeli papan tulis dan memasang seng hingga gedung Madinatul Ilmi sudah layak huni.Walaupun dengan keadaan tembok yang belum di plaster, lantai yang belum dipasang keramik, plafon asbes yang belum terpasang dan ruang guru yang hanya terdapat beberapa meja dan kursi saja. Akan tetapi, mulai tanggal 20 November 2011  murid-murid Mts Madinatul Ilmi telah berpindah belajar di gedung yang baru dan milik Mts Madinatul Ilmi.
Walaupun saya sangat bahagia karena guru-guru dan murid-murid kami telah menempati gedung sekolah sendiri, tapi saya merasa tugas saya belum selesai, masih banyak lagi tugas-tugas yang menanti saya dan guru-guru di sini, yaitu bagaimana caranya gedung Madinatul Ilmi dapat selesai seperti sekolah-sekolah lain.
Alhamdulilah, harapan saya mulai menemui jalan lagi. Proposal sekolah yang saya antar  ke PT.PLN Cabang Binjai pada awal tahun 2010 lalu, mendapat jawaban. PT.PLN Cabang Binjai mengutus Tim Surveinya untuk mensurvei MTs Madinatul Ilmi.
Sekali lagi saya tadahkan tangan mengucap syukur kepada Allah swt, karena mereka bersedia membantu 100 sak semen untuk pembangunan dan semen itu digunakan untuk melantai secara halus lantai ruang kelas yang semula hanya disemen kasar oleh pekerja bangunannya.
Satu-persatu teman, yang pernah akrab dengan saya, saya hubungi, dan menanyakan kepada siapa saya harus mengajukan proposal dan memohon bantuan untuk menyelesaikan bangunan Madinatul Ilmi. Hingga salah satu teman senior saya memberi jalan untuk mengajukan proposal ke Program Block Grand Kemenag Republik Indonesia tahun 2012 di Jakarta. Berbulan-bulan saya menunggu dan tenyata permohonan saya diterima dan dikabulkan. Terima kasih ya Allah…Engkau telah membuka jalan untuk ku….
MTs Madinatul Ilmi mendapat bantuan yang cukup besar dari Kemenag RI, yaitu Rp. 95.200.000,-.Saya merasa sudah tidak sabar ingin melanjutkan pembangunan hingga selesai. Setelah bahan-bahan bangunan di beli, pembangunan Madinatul Ilmi pun dilanjutkan kembali. Mulai dari membuat koridor atau teras, memasang plafon asbes, pemasangan aliran listrk PLN, memasang keramik lantai ruang kelas, dan mengecat indah MTs Madinatul ilmi.Keadaan Madinatul Ilmi telah tampak selesai dan indah bila di lihat dari luar, tapi sayang, ruang kantor guru belum terpasang keramik, karena dana tersebut telah habis. Kantor guru hanya berlantaikan semen halus, semen yang kami dapat dari bantuan PT.PLN Cabang Binjai yang lalu. Namun, guru-guru Madinatul Ilmi tetap semangat , mereka berkata, “ Tidak apa-apa pak kantor kita belum dikeramik, yang penting ruang kelas anak-anak yang kita dahulukan, agar mereka bisa nyaman untuk belajar, kami semua yakin bahwa bapak akan terus berjuang demi MTs ini”.Terima Kasih buat kalian semua berkat kalian saya tetap bertahan dan semakin semangat untuk terus berjuang dan mengabdikan diri untuk masyarakat dan saya tidak ada apa apa nya jikalau bukan bantuan dari kalian dan masyarakat.  

Berkat semangat dan dorongan mereka , murid-murid dan orang terdekat saya, yaitu istri, yang membuat saya kuat dan akan terus berjuang , akan tetapi dengan kondisi Madinatul Ilmi yang tinggal lebih kurang 5% lagi akan selesai, saya sudah merasa sedikit lega.
Kini Madinatul Ilmi telah lebih indah dipandang mata dari pada sebelum nya, masyarakat pun mulai memperhatikan Madinatul Ilmi. Pada tahun ajaran baru, mereka mulai mendaftar putra-putri mereka di Madiantul Ilmi. Karena selain ilmu umum dan agama, saya juga menerapkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler,karena saya sangat respek kepada siswa yang aktif mengikuti kegiatan ektrakurikuler dan kami tetap mendorong agar lulusan mts dapat mengamalkan ilmu nya di tengah masyarakat.
Saya bersama guru-guru membentuk Grup Nasyid dan Marhaban, tahfidz Al-Qur’an, dan pidato 3 bahasa, yaitu Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia.Tidak hanya ekstrakurikuler dalam bidang agama saja, ada pula ekstrakurikuler bidang olah raga, seperti sepak bola, bola Volly, Badminton dan sepak takraw.
Berkat kerja keras guru-guru, siswa-siswi Madinatul Ilmi telah banyak memenangkan berbagai lomba, diantaranya Juara I Vokalis Nasyid terbaik se Teluk Aru, Juara I Nasyid di Pangkalan Berandan, dan dua kali diberi kesempatan dan di utus mewakili Kecamatan Berandan Barat untuk lomba di Kabupaten.Walaupun belum mendapat juara, tapi saya bangga pada mereka, yang tidak letih-letihnya untuk berlatih bahkan sampai pukul 22.00 malam dan dalam bidang olah raga, siswa-siswi Madinatul Ilmi pernah mengantongi Juara II Volly Putri se Teluk Aru dan Juara II Lomba Lari 100M Putra se Teluk Aru pula .Terima Kasih Semua,kalau bukan kalian sungguh-sungguh mustahil semua ini dapat terwujud.
Begitu banyak PR yang harus saya kerjakan untuk kemajuan Mts Madinatul Ilmi. Tapi seiring berjalannya waktu, insya Allah, Allah akan selalu membantu serta membuka jalan buat Kami dan saya sudah mulai menyelesaikan satu-persatu PR yang banyak tersebut, mulai dari pembangunan Mts, peningkatan mutu pengajaran dan peningkatan mutu guru-guru. Sekarang guru-guru MTs Madinatul Ilmi sudah 7 orang yang lulus program setifikasi, dan kini tersisa 5 orang lagi yang akan di usulkan untuk mengikuti program pemerintah tersebut. Diantara 14 orang guru-guru Mts Madinatul Ilmi, kami hanya mempunyai 2 orang guru yang belum menyandang S1, tapi mereka berdua adalah pelengkap yang paling penting di Mts Madinatul Ilmi,Meningkatnya mutu pengajaran dan mutu guru pendidik, maka mulai meningkat pula jumlah siswa yang mendaftar dan masuk ke Mts Madinatul Ilmi, yaitu pada tahun ajaran 2013-2014 jumlah siswa yang masuk adalah 38 orang, padahal dulu, jumlah itu adalah jumlah siswa untuk seluruh kelas, kelas satu, dua dan tiga.Jumlah itu harus dibagi menjadi 2 rombel, karena batas maximal 1 kelas adalah 30 orang.Jadi pada tahun ajaran 2013-2014 ini, jumlah siswa kami sudah mencapai 75 orang, jauh lebih banyak dari jumlah pada saat 3 atau 4 tahun lalu, yaitu 37 orang.Bahkan untuk tahun pelajaran 2014-2015 yang sebentar lagi di mulai,MTs Madinatul ilmi sudah menerima 67 orang calon siswa yang telah mengembalikan formulir,ya ini semua berkat kerja keras kita bersama dan do’a dukungan semua pihak.

Dengan Jumlah Siswa Baru 67 Orang maka harus disiapkan ruang kelas baru,karena menurut peraturan nya harus 2 Lokal,sehingga kantor kami akan kami sulap menjadi ruang Kelas Sementara,walaupaun begitu, tapi saya sangat bersyukur kepada Allah atas keberkahan yang Ia berikan selama ini, karena jumlah siswa yang ingin masuk ke Madinatul Ilmi untuk tahun ajaran baru ini semakin meningkat.Hal ini juga dikarenakan faktor sosialisasi saya dan guru-guru yang tidak mengenal lelah serta do’a seluruh masyarakat,dibantu oleh istri dan guru-guru, kami mengadakan sosialisasi tentang MTs Madinatul Ilmi melalui Pengajian ibu-ibu dan Pengajian Bapak-bapak disekitar Kecamatan Berandan Barat dan Pangkalan Susu.Ada salah seorang guru MTs Madinatul Ilmi yang sangat gigih menemani saya dalam program memajukan Madinatul Ilmi, ia bernama Pak M.Hasbi S.Pd. Bahkan ia bisa dikatakan adalah bayangan saya, karena selain istri saya, dialah orang yang begitu semangat mensuport dan mendampingi saya dalam hal memajukan Madinatul Ilmi, dan berbuat untuk masyarakat.
Kembali lagi ke 67 orang jumlah siswa baru, maka tugas saya pun bertambah lagi. Dengan jumlah tersebut, saya harus menyediakan satu ruang kelas lagi, tapi sampai saat ini saya belum menemui jalan,tapi saya yakin pasti semua ada jalan dan solusi nya.
Dengan berat hati, terpaksa ruang kantor guru-guru untuk sementara waktu akan saya alihkan menjadi ruang kelas sementara untuk kelas IX, hingga saya bisa membangun ruang kelas baru untuk mereka.Lagi-lagi guru-guru ikhlas menerima keadaan sulit ini.Saya sangat salut pada mereka, karena mereka sanggup bertahan bersama saya dalam kondisi MTs Madinatul Ilmi yang belum stabil dan sekarang mereka hanya memiliki honor Rp. 15.000,- per jam mata pelajaran.
Pada tahun pelajaran 2013-2014 ini, saya dinantikan lagi dengan permasalahan baru, MTs Madinatul Ilmi belum terakreditasi, masih mengambang.Saya bingung, namun salah satu rekan kerja senior saya yang bernama Bapak Marzuki,  beliau bertugas di Kemenag Kabupaten Langkat bidang Mapenda.
Beliau pun memberi informasi tentang bagaimana caranya Mts Madinatul Ilmi mengajukan Permohonan untuk Akreditasi. Tak hanya info akreditasi ini yang saya peroleh dari beliau, jauh sebelum itu, beliau juga yang memberi segala info untuk kemajuan Mts Madinatul Ilmi, baik itu Dana BOS, Sertifikasi Guru, Fungsional Guru, Pelatihan-pelatihan untuk guru-guru, dan banyak info-info lain yang beliau berikan demi Kemajuan MTs Madinatul Ilmi untuk menjadi lebih baik dan terbaik ke depannya,terima kasih pak… semoga amal baik bapak mendapat berkah dan ridho dari nya.
Alhamdulillah pada bulan oktober tahun 2013 lalu,Mts Telah mendaftarkan untuk mengikuti Akreditasi dan pada bulan November tim Akreditasi dari provinsi sumut mengadakan penilaian terhadap Mts Madinatul ilmi dan Alhamdulillah pada awal tahun 2014 pengawas mts memberikan kabar yang sangat gembira yaitu mts madinatul ilmi mendapat nilai” B “.Sungguh suatu Rahmat dan rezeki terbesar kedua dari Allah pada saat ini, karena yang pertama adalah bulan depan istri saya akan melahirkan anak kedua kami.

Walaupun kali ini ia divonis melahirkan dengan cara caesar, namun saya dan istri saya sangat bahagia, karena anak kedua kami adalah seorang bayi laki-laki yang kelak akan saya bimbing untuk meneruskan Nilai-nilai perjuangan Kami.
Hingga saat itu tiba, bayi kami lahir pada tanggal 21 Desember 2013, tepatnya Sabtu pukul 20.40 wib. Ia hanya memiliki bobot 2,6 Kg, sesaat hati saya terenyuh melihat keadaan putra kami. Memang pada saat ia lahir, ia dalam keadaan yang sehat, bahkan suara tangisannya terdengar lantang dari ruang operasi. Setelah ia dibersihkan, ia pun saya azankan dan dilektakkan diruang perawatan bayi normal. Namun setelah hari ke tiga dirumah sakit, dokter memutuskan untuk memindahkannya, dari ruang perawatan bayi normal ke ruang isolasi dan didalam tabung inkobator, Tindakan itu dilakukan dokter mengingat bobot anak kami yang kecil dan ia mengalami  lemah daya hisap untuk menyusui. Pada saat suster memberikan susu melalui botol susu, bahkan ia tidak bisa menghisap dan menelan susu yang diberikan itu.
Tindakan kedua diambil oleh dokter, yaitu memasukkan selang yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sedotan air minum gelasan kedalam mulutnya, untuk mengalirkan air susu yang diberikan langsung kelambungnya, agar ia bisa segera mendapat asupan susu untuk pertumbuhannya.
Batas waktu 4 hari Jaminan Persalinan gratis yang diberikan pemerintah telah habis, waktunya istri saya harus pulang pada hari Selasa, tapi tidak dengan putra kami.Ia masih harus dirawat disana hingga kondisinya normal seperti bayi-bayi pada umumnya.Sesaat sebelum kami beranjak pulang, istri saya meminta kepada saya agar ia diperbolehkan melihat putra kami. Saya pun memberi pengertian kepadanya untuk tetap kuat dan berdo’a demi kesehatan putra kami. Melihat raut wajah istri saya yang menitiskan air mata, saya pun terasa ingin ikut menangis, selang yang berada dimulutnya, membuat ia sulit untuk menggerakkan bibirnya, bahkan ia pun sulit untuk menangis.ya mudah-mudahan saja tidak apa-apa.
Sampai anak kedua kami lahir, kami belum juga memiliki tempat berteduh sendiri. Segala perjuangan saya, saya utamakan untuk Membangun MTs Madinatul Ilmi terlebih dahulu. Oleh sebab itu, istri saya tidak ikut pulang bersama saya, melainkan ikut pulang bersama ibu mertua saya yang pada saat kami berada dirumah sakit,beliaulah yang membantu saya menjaga istri dan anak pertama kami dirumah sakit.Beliau meminta kepada saya untuk merawat istri saya, anak pertamanya, sampai luka operasinya sembuh. Setelah dua hari istri saya kembali dari rumah sakit, pihak rumah sakit pun menelfon dan memberi kabar, bahwa putra kami sudah bisa dijemput pulang. Saya pun menjemputnya bersama ibu mertua saya.
Sesampainya dirumah, ia pun sudah bisa menyusu layaknya bayi-bayi yang normal, bahkan daya hisapnya sangat kuat, seperti bayi yang sangat kehausan, semangat sekali. Tertumpah senyum dan rasa bahagia saya, istri dan orang-orang di sekeliling kami, begitu pula dengan Nazkia kakaknya, dia seperti tidak percaya bahwa telah mempunyai seorang adik, berkali-kali ia bertanya, “umi, abi, ini adek Kia ya? Kia gendong ya umi?”. Kami hanya tersenyum melihat ia berkata seperti itu, sambil menjawab “ iya…nanti ya…tunggu adeknya besar, baru kak Kia gendong…”. Putra kedua kami, kami beri nama  Aflaha Fikri Nugraha yang artinya anugerah fikiran yang sangat beruntung.
Setelah lebih kurang beberapa hari istri dan anak-anak tinggal dirumah neneknya, mereka pun saya jemput.Saya sadar, perjuangan saya tidak cukup berhenti sampai disini, saya masih harus memikirkan kemajuan pendidikan siswa-siswi kami dan kesejahteraaan guru-guru di Lembaga Pendidikan Islam Madinatul Ilmi pada masa yang akan datang,kemudian merencanakan pendidikan bagi buah hati-buah hati kami agar kelak bisa menjadi  orang yang lebih baik dari kami orang tuanya.
Pada tahun ajaran 2013/2014 tepat pada bulan april Siswa-siswi MTs Madinatul Ilmi Desa Lubuk Kertang melaksanakan UAN.Alhamdulillah Kami ucapkan Karena salah satu di antara mereka ada yang meraih nilai tertinggi Ke-2 Se Wilayah Teluk Aru dengan Nilai 35,80 Dengan Rata-rata 9,0 yaitu Uchi Fathama.Kemudian yang tidak di duga sebelum nya siswa mts telah Berhasil Lulus Seleksi,Setelah Melewati dua kali tahapan Seleksi pada Program “Beasiswa Tahfiz Pesantren UICCI Turki” di Medan yaitu Atas Nama Muhammad Maulana Syahputra,beliau berhasil menyisihkan peserta dari berbagai daerah dari total calon peserta 1.100 Orang sampai 300 Orang yang di seleksi di 8 Kota Besar di Indonesia.Mudah-mudahan prestasi yang membanggakan ini dapat terus kami pertahankan dan kami tingkatkan lagi  bukan malah menjadi kesombongan buat kami.
Memasuki di Bulan Ramadahan ini Kami terus melaksanakan Kegiatan untuk mempromosikan perkembangan MTs Madinatul Ilmi ini melaului Kegiatan Tahunan setiap bulan Ramadhan yaitu PKR ( Pesantren Kilat Ramadhan ) dan dilanjutkan dengan Safari ramadhan di 15 Masjid/Musholla.Alhamdulillah kegiatan kami ini di sambut dengan senang dan positif oleh masyarakat hal ini terbukti antusias nya masyarakat ingin melihat langsung penampilan pidato yang Memukau Jamaah yang di tampilkan oleh siswi mts madinatul ilmi dan terlebih penampilan hafalan al-Qur’an.
Kepada semua pihak, saya mohon do’a restu dan dukungan untuk saya agar saya bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna lagi, bagi keluarga, masyarakat dan Negara. Doakan saya agar tetap istikomah dalam perjalanan memperjuangan untuk mencerdaskan generasi muda anak bangsa Indonesia. Amin…
Demikian Tulisan yang sederhana ini saya siapkan Mudah-mudahan Pengalaman ini Menjadi Motivasi bagi saya serta menjadi insprasi bagi generasi muda bangsa Indonesia, bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin mencoba,bekerja keras,tetap semangat dan terus berdo’a  serta bersungguh –sungguh di dalam mencapai cita-cita serta menorehkan prestasi yang gemilang.